Selamaini kita percaya bahwa kebaikan akan kembali kepada kita berupa kebaikan pula. Kini kepercayaan kita dapat semakin kuat semenjak ditemukannya bukti kuat melalui sains. Berbuat baik membuat kita merasa lebih baik dan lebih sehat. Kebaikan juga merupakan kunci yang dapat mengembangkan dan membuat kita mampu bertahan sebagai spesies. Sesungguhnyaapapun yang kita lakuakn di dunia ini akan kembali kepada diri kita sendiri. Ketika kita melakukan hal yang buruk, maka sudah dapat dipastikan bahwa keburukan itu akan kembali kepada diri kita sendiri. Sebaliknya, jika kita melakukan hal-hal yang baik, maka kebaikan itu akan berimbas kepada diri kita sendiri pula. 1BAGIKAN COBALAH kita melempar bola pada dinding. Sekuat apa kita melempar, maka sekuat itu pula bola memantul ke arah kita. Lakukan berulang-ulang. Dan berulang-ulang pula bola itu memantul. Sadar ataupun tidak kehidupan yang kita jalani sekarang ini seperti kita melempar bola pada dinding. Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Jika seseorang memberikan kebaikan kepada orang lain, maka kebaikan itu akan kembali kepadanya. Siapa saja yang memberi, maka suatu saat juga akan mendapatkan. Begitu pula sebaliknya, orang yang tidak pernah memberi sesuatu miliknya maka juga tidak akan mendapatkan dari orang lain. Kebaikan yang diterima seseorang pada hakekatnya adalah miliknya sendiri. Memberi dan sekaligus menerima sebagaimana yang dimaksudkan itu tidak selalu terjadi antar dua orang yang sama. Pengembalian itu bisa terjadi dari orang lain atau bukan berasal dari orang yang semula diberi. Dalam konteks ini yang terjadi bukan tukar menukar atau saling memberi dan menerima. Tetapi, perolehan kembali bisa berasal dari orang yang berbeda. Mempercayai pandangan tersebut maka menjadikan orang terdorong atau termotivasi selalu memberi atau melakukan kebaikan kepada siapapun. Kebaikan yang diberikan kepada orang lain tidak akan hilang, sebaliknya justru akan bertambah. Orang yang suka memberi kebaikan akan dikenal oleh banyak orang. Sillaturrahminya akan semakin luas. Berawal dari sillaturrahmi itu, maka rizki akan datang tanpa diketahui atau diperhitungkan sebelumnya. Sebaliknya, orang yang suka menahan harta dan kebaikannya, maka ruang hidupnya juga akan terbatas. Keterbatasan itu akan mengakibatkan peluang untuk mendapatkan sesuatu juga terbatas. Itulah sebabnya, Islam menganjurkan kepada umatnya agar berinfaq, bersedekah, berzakat, dan lain-lain. Orang yang suka memberikan hartanya kepada orang lain ternyata tidak akan menjadi miskin. Tidak pernah ditemui orang menjadi miskin yang disebabkan oleh karena mengeluarkan hartanya untuk disedekahkan. Demikian pula, kebaikan hati yang diberikan kepada orang lain tidak pernah sia-sia terhadap dirinya. Kebaikan serupa dan bahkan lebih, pada saatnya akan diterima kembali. Maka muncul nasehat moral yang sudah dikenal luas, berbunyi sebagai berikut ' berbuat baiklah kepada orang lain, agar orang lain juga berbuat baik kepadamu'. Selain itu juga terdapat ajaran yang sedemikian indah, yaitu bahwa, siapa saja yang mau menolong penduduk bumi, maka yang bersangkutan akan ditolong oleh Dzat Yang ada di langit. Dengan menggunakan logika tersebut, maka oleh banyak orang kehidupan ini diumpamakan seperti bercermin. Jika kita tampil di depan cermin dengan sempurna, maka diri kita yang tampak di cermin adalah juga kesempurnaan. Sebaliknya, jika kita sedang marah, cemberut, dan berwajah masam kemudian bercermin, maka wajah yang kelihatan juga persis yang kita tampakkan itu. Itulah sebabnya, jika kita ingin mendapatkan sesuatu maka harus memberikan sesuatu kepada orang lain. Dalam kehidupan ini apa yang kita berikan sebenarnya juga yang akan kita peroleh. Oleh karena itu, jika kita tidak memberi, maka juga tidak akan menerima. Wallahu a'lam Amsal 1127 Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita diciptakan Allah untuk melakukan perbuatan baik Efesus 210 dan Firman Tuhan juga mengajarkan agar kita saling mengasihi 1 Yohanes 47. Baca juga JANGAN MENJADI BUDAK DARI PERASAAN Bagi kita yang berbisnis, ketika kita berbuat baik kepada karyawan, mereka akan membalasnya dengan bekerja keras untuk kita. Bagi kita yang karyawan, ketika kita berbuat baik kepada sesama karyawan atau bos kita, kebaikan itu akan membuat mereka “menutup mata” terhadap kekurangan atau kesalahan kita. Bagi kita yang masih bersekolah, kebaikan kita terhadap teman atau guru akan membuat kita disukai dan disegani oleh mereka. Bagi suami dan istri, kebaikan yang kita lakukan untuk pasangan akan membuat mereka semakin jatuh cinta kepada kita. Saya teringat sebuah kisah ketika Rahab menolong dua pengintai Israel Yosua 21-6. Rahab menyambut mereka dan berbuat kebaikan kepada mereka. Hasilnya, ketika Yosua menyerang dan memusnahkan seluruh kota Yerikho, hanya Rahab dan keluarganya yang dibiarkan hidup oleh Yosua Yosua 623-25. Baca juga DAMPAK DARI MARAH DAN CARA MENGATASINYA Lihat, kebaikan atau kasih yang kita lakukan selalu kembali kepada kita, Pada dasarnya, kitalah yang paling diuntungkan ketika kita berbuat baik atau berbuat kasih kepada seseorang. Galatia 69 mengatakan jika kita tidak jemu berbuat baik, suatu hari kita pasti menuai perbuatan baik yang Anda lakukan. penulis mistermuryadi Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Pepatah ini menuntun kita untuk terus berbuat kebaikan di setiap kesempatan. Sebab, balasan dari baik atau buruknya setiap perbuatan pasti akan kembali kepada pelakunya. Dengan alasan yang sama, berbuat baik, terutama berbagi kebaikan kepada sesama manusia selalu terasa menyenangkan. Dalam siklus saling memberi dan menerima, ada sebuah prinsip penting untuk diterapkan dalam berbuat kebaikan, yakni give and forget atau memberi dan melupakan. Disadari atau tidak, prinsip inilah yang membuat hati kita lebih ringan dan menjaga ketulusan dalam berbagi kebaikan. Karenanya, mari memulai prinsip give and forget dengan mengingat hal-hal berikut agar kita semakin mantap dalam berbuat kebaikan. Kebaikan akan kembali kepada siapa yang melakukannya dengan berbagai cara Tak perlu merasa kecewa, jika kita telah berbuat baik kepada seseorang dan dia tidak lantas melakukan hal yang serupa. Kalau suatu waktu, kita diberi kemampuan untuk membantu teman yang sedang kesulitan keuangan, hilangkan pemikiran bahwa dia juga harus melakukan hal sama untuk kita di kemudian hari. Kebaikan kita tidak mesti kembali dari orang yang sama atau dalam bentuk sama. Ketika kita membantu seorang teman, mungkin saja saudara, tetangga atau teman yang lain hadir di kala kita membutuhkan pertolongan. Bisa juga tanpa kita sadari, selamat dari sebuah kecelakaan atau terhindar dari musibah, menjadi sebuah karma baik karena berbuat baik kepada seseorang. Tidak perlu merasa berjasa “Kamu enggak akan bisa sesukses ini kalau aku enggak bantu skripsi kamu waktu itu.” Mari kita hindari ucapan-ucapan seperti ini. Penting bagi kita untuk menjaga diri dari mengungkit-ungkit kebaikan kita kepada seseorang. Kita tidak jadi mulia dengan menampakkan kebaikan yang telah kita lakukan, apalagi jika sampai mempermalukan orang yang kita bantu. Ketika kita diberi kesempatan untuk turut andil dalam membantu kesuksesan atau kelancaran urusan seseorang, percayalah bahwa itu merupakan satu dari cara Tuhan untuk membantu orang tersebut. Tuhan pula yang menghendaki jalan pertolongan-Nya kepada seseorang, bisa melalui kita atau orang lain. Karenanya, kita tak perlu merasa bahwa kita telah berjasa kepadanya. Lupakan ide menggunakan kebaikan kita untuk “mengikat“ seseorang dengan dalih hutang budi. Berbuatlah sebanyak-banyaknya kebaikan, lalu lupakan Tentunya, prinsip ini membutuhkan latihan, proses dan kesabaran. Namun, sungguh, prinsip inilah yang membuahkan kebahagiaan sejati dari memberi, berbuat dan berbagi kebaikan. Biarlah perbuatan baik yang kita lakukan terlepas dari pemikiran dan penyebab lunturnya ketulusan hati kita, baik yang berasal dari diri kita sendiri, orang yang kita bantu, maupun dari orang lain di sekitar kita.

kebaikan akan kembali kepada kita